Membuka Potensi Inovasi Pembelajaran dengan Program Buddies

CULTURECOMMUNICATIONEDUCATIONINNOVATION

Clint Perdana

3/12/20246 min read

Buddies sebagai partner saling bertumbuh

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Di era informasi yang serba cepat ini, perusahaan berlomba untuk tidak hanya menarik talenta terbaik tapi juga memastikan bahwa mereka terus berkembang dan berkontribusi pada visi perusahaan. Berbagai metode pengembangan kapabilitas dan potensi banyak sekali diimplementasikan mulai dari konsep in-class training dan on-the-job training serta eLearning.

Salah satu konsep menarik yang sebenarnya memiliki potensi pembelajaran paling efektif namun seringkali dianggap sebagai suatu metode "biasa" adalah melalui konsep buddies atau rekan pendamping dalam transfer pengetahuan. Walaupun kesannya biasa, karena setiap orang secara psikologis punya kecenderungan mengajari atau berbagi ilmu kepada orang lain, ketika diterapkan dengan strategi yang tepat, dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkaya ekosistem pengetahuan internal perusahaan.

Pendekatan Humanis dalam Pembelajaran

Pada dasarnya, program buddies mempromosikan pendekatan yang lebih humanis dan personal dalam pembelajaran. Sebagai contoh, di Google, mereka memiliki program "g2g" (Googler-to-Googler) dimana karyawan saling mengajar berbagai keterampilan, mulai dari bahasa pemrograman yang merupakan core kemampuan teknis di Google hingga yoga sebagai skill "work-life-balance".

Pendekatan ini menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif, dimana pengetahuan dibagi secara organik dan berkelanjutan.

Integrasi Karyawan Baru

Ketika karyawan baru bergabung dengan sebuah tim, seperti lulusan management trainee atau officer development program (ODP) di dunia perbankan, bisa jadi mereka merasa seperti orang asing di negeri yang tidak dikenal. Program buddies bertujuan untuk meminimalisir perasaan tersebut dengan memberikan mereka rekan yang dapat diandalkan untuk memandu, memberi nasihat, dan membantu mereka mengenal lingkungan kerja yang baru.

Di Pixar, misalnya, program orientasi baru mencakup sesi mentorship dimana "buddies" veteran memperkenalkan karyawan baru kepada filosofi kerja perusahaan dan membantu mereka berintegrasi dalam budaya korporat.

Pembangunan Budaya Belajar

Lebih dari sekedar transfer pengetahuan teknis, program buddies membantu membangun budaya belajar dan berbagi di seluruh organisasi. Di perusahaan-perusahaan besar lokal, budaya perusahaan yang kuat dan unik didukung oleh sistem pembimbingan internal yang memungkinkan karyawan baru cepat beradaptasi dengan lingkungan mereka yang sangat berfokus pada kepuasan pelanggan dan inovasi.

Strategi Implementasi yang Efektif

Untuk memastikan keberhasilan program buddies, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa strategi kunci. Pertama, pemilihan buddy yang tepat sangat penting. Karyawan yang berperan sebagai buddy harus tidak hanya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan, tetapi juga kemampuan interpersonal yang baik untuk membina hubungan yang efektif.

Selain itu, pelatihan untuk buddies juga sangat penting. Seperti di Siemens, di mana mereka memiliki program pelatihan komprehensif untuk mentor dan buddies, memastikan mereka dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung karyawan baru atau rekan kerja dalam pembelajaran mereka.

Penting juga untuk menciptakan struktur organisasi yang fleksibel dalam program buddies, memungkinkan adaptasi dengan kebutuhan spesifik dan preferensi belajar individu. Dan tentu saja, sistem feedback dan evaluasi yang terstruktur diperlukan untuk mengukur efektivitas program dan membuat penyesuaian yang diperlukan.

Menghadapi Tantangan dalam Penerapan Konsep Buddies

Meskipun banyak manfaat yang ditawarkan oleh program buddies, terdapat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam implementasinya. Salah satu tantangan utama adalah memastikan kecocokan yang baik antara buddies dan mentee, karena tidak semua karyawan mungkin memiliki kemampuan interpersonal atau keinginan untuk berbagi pengetahuan dengan cara yang efektif.

Hal ini bisa diibaratkan dengan mencoba menyinkronkan alat musik yang berbeda dalam sebuah orkestra; memerlukan waktu dan upaya untuk mencapai harmoni yang sempurna.

Cara mengatasinya adalah dengan memperhatikan proses pemilihan buddies, memastikan bahwa mereka tidak hanya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan tetapi juga kecakapan interpersonal yang diperlukan. Selain itu, memberikan pelatihan khusus bagi buddies tentang cara berkomunikasi, mengajar, dan memberikan umpan balik yang konstruktif dapat membantu memperkuat kemampuan mereka dalam berbagi pengetahuan dan mendukung mentee.

Tantangan lain adalah mempertahankan keterlibatan dan motivasi jangka panjang dari kedua belah pihak. Seperti dalam hubungan apapun, ada kemungkinan minat mereda seiring berjalannya waktu. Untuk mengatasi ini, program bisa dirancang untuk menyertakan unsur pengakuan dan insentif bagi partisipasi yang aktif, seperti penghargaan, sorotan dalam newsletter internal, atau peluang pengembangan profesional tambahan.

Berbicara sedikit tentang "insentif", mengelola kurva gairah dalam program buddies sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas jangka panjangnya. Pendekatan insentif memegang peranan penting dalam hal ini, namun harus dirancang dengan hati-hati untuk menghindari mentalitas “dibayar atau diberi baru mau kerja”. Berikut adalah beberapa pendekatan insentif dan pertimbangan yang perlu diperhatikan:

A. Pendekatan Insentif
  1. Pengakuan: Salah satu insentif paling efektif adalah pengakuan atas kontribusi. Ini bisa dalam bentuk sorotan dalam rapat all-hands, newsletter perusahaan, atau papan pengumuman digital. Pengakuan semacam ini menegaskan nilai kontribusi seseorang dan memperkuat rasa dihargai dalam komunitas korporat.

  2. Pengembangan Profesional: Menawarkan peluang pengembangan profesional seperti akses ke kursus, seminar, atau konferensi dapat menjadi insentif yang sangat menarik. Ini tidak hanya memberi nilai tambah kepada individu tetapi juga membantu meningkatkan keterampilan yang dapat diterapkan kembali ke dalam perusahaan.

  3. Insentif Sosial: Membuat kegiatan atau acara khusus bagi buddies dan mentee, seperti makan siang bersama atau acara team-building, dapat memperkuat hubungan sosial dan memberikan pengalaman yang memperkaya.

  4. Sistem Poin atau Lencana: Mengimplementasikan sistem poin atau lencana yang dapat dikumpulkan dan ditampilkan di profil internal mereka bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengakui partisipasi. Poin atau lencana ini bisa ditukarkan dengan berbagai penghargaan, seperti hari kerja fleksibel, hadiah kecil, atau bahkan pilihan tempat parkir.

B. Pertimbangan Penting Lainnya
  • Keseimbangan Intrinsik dan Ekstrinsik: Penting untuk menemukan keseimbangan antara insentif intrinsik (seperti pengakuan dan pengembangan pribadi) dan ekstrinsik (seperti hadiah atau bonus). Fokus berlebihan pada insentif ekstrinsik bisa merusak motivasi intrinsik, yang pada akhirnya lebih berharga dan berkelanjutan.

  • Personalisasi: Tidak semua insentif akan memiliki nilai yang sama bagi setiap orang. Memberikan pilihan insentif atau mempersonalisasikannya berdasarkan preferensi individu dapat meningkatkan efektivitasnya.

  • Transparansi: Proses pemberian insentif harus transparan dan adil. Kriteria untuk menerima penghargaan harus jelas dan konsisten diterapkan untuk menghindari persepsi favoritisme atau ketidakadilan.

  • Pengintegrasian dengan Budaya Perusahaan: Insentif harus selaras dengan nilai dan tujuan perusahaan. Misalnya, jika kolaborasi dan inovasi adalah inti dari budaya perusahaan, insentif harus dirancang untuk mendorong perilaku ini.

  • Pemantauan dan Evaluasi: Seperti aspek program lainnya, efektivitas pendekatan insentif harus dipantau dan dievaluasi secara teratur. Ini akan memungkinkan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa insentif terus mendorong partisipasi yang diinginkan tanpa memicu mentalitas "dibayar atau diberi baru mau kerja".

Dengan pendekatan yang tepat, insentif dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menjaga motivasi dan keterlibatan dalam program buddies, memastikan bahwa inisiatif ini tetap dinamis dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.

Memulai Program Buddies dari Awal

Untuk perusahaan yang ingin memulai konsep buddies dari nol, langkah pertama adalah mendapatkan dukungan dan komitmen dari manajemen puncak atau jajaran Board of Director (BOD). Penyampaian tentang bagaimana program ini dapat membantu mencapai tujuan bisnis dan meningkatkan kinerja karyawan dapat membantu mengamankan dukungan ini dan bahkan mengembangkannya.

Selanjutnya, mengembangkan kerangka kerja program yang mencakup tujuan, struktur, dan kriteria pemilihan buddies adalah krusial. Ini harus diikuti dengan pengembangan materi pelatihan untuk buddies dan pembuatan sistem feedback dan evaluasi untuk mengukur efektivitas program.

Penting juga untuk mempromosikan program secara internal dan mendorong karyawan untuk berpartisipasi, baik sebagai buddies maupun sebagai mentee. Komunikasi yang efektif tentang manfaat program bagi individu dan organisasi secara keseluruhan dapat membantu membangkitkan minat dan keterlibatan.

Akhirnya, pilot program dengan kelompok kecil sebelum mengimplementasikannya secara luas dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah awal, memungkinkan penyesuaian yang diperlukan sebelum diluncurkan ke seluruh perusahaan, terutama dengan skala yang besar dan luas.

Peran Teknologi dalam Mendukung Program Buddies

Dalam dunia yang semakin digital, teknologi berperan penting dalam mendukung program buddies. Knowledge based portal, misalnya, dapat menjadi sumber daya yang sangat berharga. Ini seperti Dropbox atau Google Drive tetapi untuk pengetahuan - tempat di mana dokumen, video, tutorial, dan sumber daya lainnya dapat disimpan dan diakses dengan mudah oleh karyawan.

Di Microsoft, mereka menggunakan platform seperti Microsoft Teams dan Yammer tidak hanya untuk komunikasi sehari-hari tetapi juga sebagai platform untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ini memungkinkan karyawan baru dan buddies mereka untuk berkolaborasi dan belajar dari satu sama lain dalam lingkungan yang lebih informal dan interaktif.

Beberapa perusahaan telah melihat hasil yang signifikan dari implementasi program buddies. Misalnya, di Deloitte, program buddy dan mentorship mereka telah membantu dalam meningkatkan retensi karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja secara keseluruhan. Karyawan merasa lebih dihargai dan didukung, yang pada gilirannya mendorong kinerja yang lebih baik dan lebih banyak inovasi.

"Tell me and I forget. Teach me and I remember. Involve me and I learn." (Benjamin Franklin)

Di Salesforce, program buddies menjadi bagian penting dari inisiatif integrasi karyawan baru, dikenal sebagai program "Aloha Ambassadors". Dalam program ini, buddies tidak hanya bertindak sebagai pemandu untuk aspek teknis pekerjaan tetapi juga membantu karyawan baru menavigasi budaya perusahaan yang unik dan inklusif. Hasilnya adalah peningkatan cepat dalam keterlibatan karyawan dan penurunan waktu yang dibutuhkan bagi karyawan baru untuk merasa 'berada di rumah' dalam perusahaan.

Perusahaan lain, seperti LinkedIn, telah mengambil langkah lebih lanjut dengan mengintegrasikan program buddies mereka ke dalam platform pembelajaran internal mereka, LinkedIn Learning. Ini memungkinkan buddies untuk menyesuaikan rencana pembelajaran yang ditargetkan untuk mentee mereka, berdasarkan kebutuhan pembelajaran dan jalur karir spesifik.

Dengan demikian, program buddies tidak hanya mendukung integrasi awal karyawan tetapi juga pembangunan karir jangka panjang mereka.

Faktor Sukses Program Buddies

Keberhasilan program buddies bergantung pada beberapa faktor kunci. Komunikasi terbuka dan reguler antara buddies dan mentee sangat penting. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung di mana pertanyaan dan kekhawatiran dapat dibahas tanpa takut. Setiap pertemuan atau interaksi harus didorong oleh keinginan untuk memperdalam pemahaman dan mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional.

Pengakuan dan apresiasi terhadap buddies juga penting untuk mempertahankan motivasi dan komitmen mereka. Seperti di Adobe, di mana kontribusi buddies diakui melalui penghargaan internal dan sorotan dalam rapat tim, menegaskan nilai mereka bagi organisasi dan mendorong orang lain untuk berkontribusi.

Pada akhirnya Implementasi program buddies yang sukses mengharuskan perusahaan untuk berkomitmen pada pembangunan budaya yang mendukung pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan menggabungkan strategi pemilihan yang cermat, pelatihan yang efektif, teknologi pendukung, dan pengakuan yang berarti, perusahaan dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi program ini.

Kesuksesan perusahaan seperti Google, Pixar, Zappos, Siemens, Microsoft, Deloitte, Salesforce, LinkedIn dan beberapa perusahaan lokal Indonesia dalam menerapkan program buddies mereka menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, program semacam ini bisa menjadi katalisator yang kuat untuk pertumbuhan dan inovasi organisasi.

Ini bukan hanya tentang transfer pengetahuan; ini tentang membangun komunitas belajar yang dinamis di mana setiap anggota merasa dihargai, didukung, dan diberdayakan untuk mencapai potensi penuh mereka.

(clint)

Buddies meningkatkan percepatan adopsi dan penguasaan knowledge; Sumber : dokumentasi pribadi