Bagaimana Analogi Mengubah Cara Kita Berpikir dan Berkomunikasi
OPINIONCULTURECOMMUNICATION


Telling With Analogies; Source: My Thought
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Pernahkah Anda berada dalam situasi dimana Anda mencoba menjelaskan sesuatu yang kompleks kepada teman dan mereka hanya menatap Anda dengan tatapan kosong? Atau lebih parah, mereka mengangguk-angguk seperti bobblehead sambil pikirannya melayang ke luar angkasa? Nah, di sinilah seni 'analogi' menjadi satu hal yang perlu kita selami.
Analogi atau menganalogikan itu adalah teknik yang seringkali terlupakan dalam keriuhan komunikasi kita sehari-hari.
Analogi itu ibarat jembatan antara pulau pemahaman Anda dan pulau pemahaman lawan bicara Anda. Tanpa jembatan ini, Anda berdua mungkin saja terdampar di pulau masing-masing, melambaikan tangan dari kejauhan tanpa benar-benar 'bertemu'.
Bayangkan Anda mencoba menjelaskan internet kepada nenek Anda yang belum pernah menggunakan komputer. Anda bisa berkata, "Nenek, internet itu seperti pasar raksasa, di mana kita bisa mendapatkan hampir segala hal tanpa perlu keluar rumah." Seketika, lampu akan menyala di kepala nenek, "Ooh, seperti pasar saat hari raya!"
Tapi tunggu dulu, jangan langsung lari ke medan perang hanya dengan satu anak panah di gendongan. Mari kita kenali dulu beberapa jenis anak panah alias analogi yang bisa kita simpan di quiver kita, serta kapan dan bagaimana cara melepaskannya agar tepat sasaran:
Analogi Langsung: Ini adalah tipe paling sederhana, seperti menyamakan dua hal yang memiliki kemiripan langsung. Misalnya, "Mengerjakan proyek tim tanpa komunikasi yang baik itu seperti bermain sepak bola tanpa berbicara satu sama lain. Pasti kacau balau!". Analogi ini cocok digunakan saat Anda ingin membuat konsep langsung 'klik' di kepala pendengar
Analogi Fungsional: Ini lebih fokus pada cara kerja atau fungsi sesuatu. Contohnya, "Menggunakan software antivirus di komputer itu seperti punya penjaga pribadi di rumah. Siap melindungi dari tamu tak diundang!" Gunakan saat Anda ingin menjelaskan proses atau fungsi yang kompleks dengan cara yang lebih sederhana.
Analogi Historis: Menghubungkan situasi saat ini dengan kejadian historis untuk memberikan perspektif. "Mengadopsi teknologi baru di perusahaan kita ini seperti saat penemuan roda; awalnya mungkin terasa canggung karena aneh, tapi nanti akan membawa perubahan besar." Sangat pas untuk memberikan konteks dan kedalaman pada pembicaraan.
Analogi Personal: Mengaitkan konsep dengan pengalaman pribadi atau kisah yang relatable. "Belajar coding itu seperti memasak. Awalnya, kamu ikuti resep, tapi lama-lama kamu bisa bereksperimen dengan bumbumu sendiri." Ini membantu pendengar merasa terhubung secara personal dengan apa yang Anda sampaikan.
Kemampuan untuk menganalogikan ini penting, karena seperti halnya menu sarapan, setiap orang memiliki preferensinya sendiri. Dengan menggunakan analogi, Anda seperti seorang koki yang piawai, yang bisa menyajikan informasi dalam berbagai 'rasa' agar sesuai dengan selera pemahaman setiap orang.
Tapi ingat, dalam menyajikan analogi, kita harus bijak. Jangan sampai analogi yang kita sajikan malah menjadi seperti cerita fantasi yang membuat lawan bicara kita makin mengerutkan dahi. Misalnya, menjelaskan tentang cloud computing dengan mengatakan, "Ini seperti memelihara unicorn di awan," mungkin akan membuat teman Anda berpikir Anda yang berhalusinasi karena kurang tidur semalam.
"Jika Anda tidak bisa menjelaskannya secara sederhana, Anda tidak cukup memahaminya dengan baik." - Albert Einstein
Selain itu, analogi yang baik juga bisa menjadi bumbu humor dalam komunikasi. Bayangkan Anda sedang menjelaskan tentang pentingnya menjaga password kepada teman yang kurang peduli. Anda bisa berkata, "Menggunakan password yang sama untuk semua akun online itu seperti menggunakan satu kunci untuk membuka semua pintu di rumahmu. Bayangkan jika kunci itu hilang, siapapun bisa masuk dan mengambil kue kesukaanmu dari kulkas!" Dijamin, teman Anda akan tersenyum sambil merenungkan pesan Anda.
Menguasai seni analogi bisa mengubah cara kita berkomunikasi, menjadikan setiap percakapan lebih kaya dan bermakna. Dengan menggunakan analogi yang tepat, kita tidak hanya mempermudah pemahaman tetapi juga menambah warna pada interaksi sehari-hari. Jadi, kenapa tidak memulai hari Anda dengan menambahkan sedikit sihir kata-kata ke dalam obrolan Anda? Siapkan diri untuk melihat keajaiban yang terjadi saat Anda berbagi pemahaman dengan cara yang menyenangkan dan kreatif. (clint perdana)
note : saya juga banyak menggunakan analogi dalam menulis artikel ini, coba perhatikan :-)